perjalanan dua sahabat untuk mencari sebuah eksistensi
dan petualangan itu terbungkus dalam memori indah..
yang tak akan termakan zaman
kisah ii berawal dari kecintaan kita terhadap backpaker..
petualangan itu terjadi saat kita dari stasiun malang baru hendak ke jatim park
di situ kita menghitung setiap jengkal kaki kami melintasi kota malang..
di sana saya di temanani oleh sahabat saya
novreo barep ayudy
disitu kami hendak mengkur seberap kuat kita jalan kaki di kota malang
yang katanya sih indah sekali..
di perjalanan itu
kita melihat semua lalu lalang masyarakat malang..
kita sih di sana hanya untuk mengikutin acara nasional himapikani..
dan di posisi itu kita membawa bendera untag kampus kami
yg disana pula ada saudara kita yg berjuang demi nama baik kampus..
di sela sela itu kita sempatkan jalan ke sana dengan berjalan kaki..
dan perjumpaan itu pun terulang kembali pada waktu kita ikut kegiatan formatani
disana kita bersama sahabat saya novreo
mengulangi petualangan extrem kita di kota malang..
malang kota kenangan
kota penuh tawa dan duka..
persahabatan selamannya..
Blog Archive
Milan Is My Live
Kamis, 05 Maret 2015
mencari sesuatu di malang
Diposting oleh
AC MILAN 1899
di
05.58
0
komentar
sandi alpabet
Sandi Alfabet

SISTEM BILANGAN ALFABET - SANDI ANGKA
Masih tentang hobiku yaitu mengutak-ngatik sesuatu :). Kali aku akan menjelaskan tentang yaitu sistem bilangan alfabet. (mungkin sudah ada kali ya?).Intinya begini: setiap huruf alfabet mewakili satu bilangan desimal yaitu:
A=1 B=2 C=3 D=4 E=5 F=6 G=7 H=8 I=9 J=10 K=11 L=12 M=13 N=14 O=15 P=16 Q=17 R=18 S=19 T=20 U=21 V=22 W=23 X=24 Y=25 Z=26
Lalu, untuk menulis bilangan desimal yang lebih dari 26 menggunakan lebih dari 1 huruf. Contoh:
26=AA 27=AB 30=AE 3198=ESA (desimal=> alfabet)
Karena sistem bilangan ini dapat membentuk suatu kata sehingga sistem bilangan ini dapat digunakan sebagai sandi. Lalu bagaimana cara mengkonversi dari desimal ke alfabet maupun sebaliknya menggunakan rumus sbg berikut:
1. Desimal ke Alfabet :
a. Desimal : 26 = x [sisa dikonversikan ke alfabet]
b. x : 26 = y [ sisa dikonversikan ke alfabet ]
c. y : 26 = z [ sisa dikonversikan ke alfabet ]
dst.. (setiap langkah diulangi sampai bilangan desimal habis terbagi. Lalu sisa-sisa pembagian tadi dibaca dari bawah ke atas untuk mendapatkan bilangan alfabet) [teknik ini punya kelemahan yaitu tidak dapat diterapkan pada bilangan desimal kelipatan 26. mungkin kamu bisa membantu?]
Contoh: Bilangan desimal = 3875
a. 3875 : 26 = 149 sisa 1 (1= A)
b. 149 : 26 = 5 sisa 19 (19= S)
c. 5 : 26 = 0 sisa 5 (5= E)
Selanjutnya hasil dibaca terbalik sehingga menjadi ESA.
2. Alfabet ke Desimal
Untuk mengubah bilangan alfabet ke desimal menggunakan cara mengalikan masing-masing digit bilangan dengan 26 dipangkatkan sisa digit dibelakangnya. (dijabarkan)
Contoh: Bilangan alfabet = ESA
a. Masing-masing digit bilangan diubah dulu ke desimal sehingga E= 5 S= 19 A= 1.
b. Mengalikan tiap2 digit dengan 26 dipangkatkan sisa digit dibelakangnya, hasilnya dijumlahkan.
ESA = 5.19.1
= (5 x 26^2) + (19 x 26^1) + (1 x 26^0)
= 3380 + 494 + 1
= 3875 (persis seperti diatas)
Sekarang ubahlah bilangan desimal ini kedalam alfabet. Kata apa yang dihasilkan?
335161
Diposting oleh
AC MILAN 1899
di
05.50
0
komentar
jadilah dirimu sendiri
jadilah dirimu sendiri dan terus menjadi dirimu
karna pada dasarnya menjadi diri sendiri itu lebih enak
dari pada menjadi pribadi orang lain
krna perbedaan itu sangat indah jika kita menyikapin semuanya dengan sesuatu yang sangat positif..
karna kebribadian diri sendiri mampu melawan untuk menjadi orang lain..
untuk di sukai orang lain...
Diposting oleh
AC MILAN 1899
di
03.58
0
komentar
cerita awal 2010 jadi mahasiswa baru
pada bulan september tepatnya tanggal 3 september 2010
iya awal mula di mulainnya ospek mahasiswa baru di universitas 17 agustus 1945 banyuwangi
di awal ospek saya bertemu denga kawan baru..
di perjumpaan itu kita tak saling mengenal satu sama lain..
maklumlah masih sama-sama malu untuk memberikan tegur sapa..
di awal perjumpaan itu saya
bertemu dengan kawan asal sulawesi..
sebut saja namanya david ( dado )
bondan basuki
brian ( ibenk )
dari ketiga nama itulah awal perjumpaan kami di ospek..
dan pertemanan itu dari ospek tersebut..
terjalin samapi saat ini
sampai dari hal organisasi pun kita selalu sama
ada sie satu kawan lagi novreo barep ayudy
dia salalu satu pejuang terlupakan..
tapi kita selalu di sebut 3 sekawan
Gw ( guntur )
bondan
rio ( Novreo )
dari perkenalan ospek 2010 terjalin abadi selamanya..
dan samapi kapanpun kita sahabat..
sahabat yang selalu suka dalam duka..
kami rindu masa itu
masa dimana tawa dan canda 2010
masa yg akan selalu terkenang...
jayalah kampusku jayalah persahabatan kita
" Berlarilah sejauh mungkin, akan tetapi dari itu kamu akan menemukan arti "
Diposting oleh
AC MILAN 1899
di
02.38
0
komentar
Go To Surabaya
pada saat pergi ke surabaya tepatnya 2 maret 2015
iya maklum lah perjalan di dalam kereta api tanpa asap rokok..
al hasil salah satu penumpang di turunkan...
di stasiun kalisat sebetulnya tpi berhubung penumpang itu tak mengetahui stasiun kalisat di turunkan di stasiun jember..
padahal orang yg di turunkan sudah memintah maaf kepada aparat polsuska..
tapi aparat tersebut tak memberikan ampun kepada bapak yg berumur 69 tahun..
sebetulnya sih kasihan..
berhubung bapak itu salah kami pun tak bisa membantunya....
Diposting oleh
AC MILAN 1899
di
02.23
0
komentar
Senin, 16 Februari 2015
Sejarah Curva Sud dan Curva Nord
Kutipan kalimat dari seorang anggota Brigate Rossonere, salah satu ultras AC Milan, membantu kita untuk mengenali fenomena ultras. Ultras bukanlah sekadar kumpulan suporter (tifosi) biasa melainkan kelompok suporter fanatik nan militan yang mengidentifikasikan secara sungguh-sungguh dengan segenap hasrat dan melibatkan dengan amat dalam sisi emosionalnya pada klub yang mereka dukung.
Ultras mempelopori suporter yang amat terorganisir (highly organized) dengan gaya dukung 'teatrikal' yang kemudian menjalar ke negara-negara lain. Model tersebut sekarang telah begitu mendominasi di Pran...cis, dan bisa dibilang telah memberi pengaruh pada suporter Denmark 'Roligans', beberapa kelompok suporter tim nasional Belanda dan bahkan suporter Skotlandia 'Tartan Army'. Model tersebut masyhur karena menampilkan pertunjukan-pertunjukan spektakuler meliputi kostum yang terkoordinir, kibaran aneka bendera, spanduk & panji raksasa, pertunjukan bom asap warna-warni, nyala kembang api (flares) dan bahkan sinar laser serta koor lagu dan nyanyian hasil koreografi, dipimpin oleh seorang CapoTifoso yang menggunakan megaphones untuk memandu selama jalannya pertandingan.
Dalam tradisi calcio, ultras adalah "baron" dalam stadion. Mereka menempati dan menguasai salah satu sisi tribun stadion, biasanya di belakang gawang, yang kemudian lazim dikenal dengan sebutan curva. Ultras tersebut menempati salah satu curva itu, baik nord (utara) atau sud (selatan), secara konsisten hingga bertahun-tahun kemudian. Utras dari klub-klub yang berbeda ditempatkan pada curva yang saling berseberangan. Selain itu, berlaku aturan main yang unik yaitu polisi tidak diperkenankan berada di kedua sisi curva itu.
Kelompok Ultras yang pertama lahir adalah (Alm.) Fossa dei Leoni, salah satu kelompok suporter klub AC Milan, pada tahun 1968. Setahun kemudian pendukung klub sekota sekaligus rival, Internazionale Milan, membuat tandingan yaitu Inter Club Fossati yang kemudian berubah nama menjadi Boys S.A.N (Squadre d'Azione Nerazzurra). Fenomena ultras sempat surut dan muncul lagi untuk menginspirasi dunia dengan aksi-aksi megahnya pada pertengahan tahun 1980-an.
Fenomena ultras sendiri diilhami dari demontrasi-demontrasi yang dilakukan anak-anak muda pada saat ketidakpastian politik melanda Italia di akhir 1960-an. Alhasil, sejatinya ultras adalah simpati politik dan representasi ideologis. Setiap ultra memiliki basis ideologi dan aliran politik yang beragam, meski mereka mendukung klub yang sama. Ultras memiliki andil "melestarikan" paham-paham tua seperti facism, dan komunism socialism.
Mayoritas ketegangan antar suporter disebabkan oleh perbedaan pilihan ideologis daripada perbedaan klub kesayangan. Untungnya, dalam tradisi Ultras di Italia terdapat kode etik yang namanya Ultras codex. Salah satu fungsi kode etik itu "mengatur" pertempuran antar ultras tersebut bisa berlangsung lebih fair dan "berbudaya". Salah satu etika itu adalah dalam hal bukti kemenangan, maka bendera dari ultras yang kalah akan diambil oleh ultras pemenang. Kode etik lainnya ialah, seburuk apapun para tifosi itu mengalami kekejaman dari tifosi lainnya, maka tidak diperkenankan untuk lapor polisi.
Dewasa ini, ultras kerap dipandang sebagai lanjutan atau warisan dari periode ketidakpastian dan kekerasan politik 1960-an hingga 1970-an. Berbagai kesamaan pada tindak tanduk mereka disebut sebagai bukti dari sangkut paut ini. Kesamaan-kesamaan itu tampak pada nyanyian lagu - yang umumnya digubah dari lagulagu komunis tradisional - lambaian bendera dan panji, kesetiaan sepenuh hati pada kelompok dan perubahan sekutu dengan ultras lainnya, dan, tentunya, keikutsertaan dalam kekacauan dan kekerasan baik antara mereka sendiri dan melawan polisi!
Klik disini

Diposting oleh
AC MILAN 1899
di
00.08
0
komentar
Senin, 09 Februari 2015
curhat gw tentang klub kesayangan gw
Disini gw akan menceritakan tentang data diri gw..
gw adalah seseorang mahasiswa biasa yang dimana gw sendiri sangat menyukai tentang klub italia yaitu AC MILAN yg dimana dari mulai jersy sampek pernak pernik AC MILAN pengen gw miliki...
saking cintanya gw ama AC MILAN.
walau saat ini klub italia ( AC MILAN ) mengalami degradasi pemain..
maklum lah menejemen klub terlambat untuk regenerasi pemain..
walau sampai hayat ini gw tetep dukung AC MILAN...
gw rindu masa kejayaan bersama klub italia ( AC MILAN )
Yang ku pengen cuman satu kebangkitan AC MILAN
Forza Milan.... Forza Milan....
Ale... Ale... Ale... Milan
Vinci Per Noi
Diposting oleh
AC MILAN 1899
di
00.15
0
komentar
Label: AC MILAN CURVA SUD, MILANISTI
Labels
- AC MILAN CURVA SUD (1)
- MILANISTI (1)